Setiap proses kelahiran selalu menjadi momen istimewa bagi orang tua, terutama ibu. Meski, mungkin, si jabang bayi itu bukanlah anak yang pertama, kasih sayang orang tua tidak akan pernah putus. Mereka biasanya telah mempersiapkan aneka kebutuhan untuk menyambut si buah hati. Baik dengan cara membeli satu set perlengkapan maupun cukup menambah kekurangan dari yang sudah ada. Padahal setiap detik, ada puluhan bahkan ratusan bayi lahir di Indonesia. Ini artinya pasar perlengkapan bayi masih terbuka lebar.
Paling tidak itulah sepintas analisa serta observasi pasar yang dilakukan Netty Sulasih Gunawan sebelum ia memasuki bisnis perlengkapan bayi delapan tahun lalu. “Di sisi lain, berdasarkan pengalaman saya sebagai ibu yang pernah memiliki bayi, saya merasakan betapa urgent-nya produk perlengkapan bayi. Jadi, intinya, selama masih ada perempuan dan bayi, pasar perlengkapan bayi tidak akan pernah surut,” ujar Netty.
Namun, mengingat ketatnya persaingan di bisnis ini, ia cenderung memilih strategi mengarahkan pemasaran produknya melalui berbagai jaringan department store (depstore). Karena, depstore dinilainya selain memiliki sistem promosi yang cepat juga mampu merambah semua ke semua segmen masyarakat atau sesuai dengan daya beli masing-masing konsumen. Contohnya, Balitaku yang merupakan brand produk perlengkapan bayi pertama yang diproduksinya dengan menyasar masyarakat menengah ke bawah.
BalitakuSetelah sukses, dua tahun kemudian Netty memproduksi perlengkapan bayi dengan brand Peter Rabbit. Brand ini ditujukan bagi kelas premium. Sekadar informasi, Peter Rabbit merupakan brand perlengkapan bayi dari Inggris, yang lisensinya telah dibeli oleh Netty. Sedangkan untuk masyarakat kelas menengah ke atas, ditawarkan brand Kuma-Kuma yang diluncurkan dua bulan silam.
Semua brand tersebut di atas, dapat dijumpai di lebih dari 100 depstore yang tersebar di seluruh Indonesia. “Saya juga memproduksi brand untuk mass market (ITC dan baby shop, red) yaitu Golden Bear. Brand ini berbeda hanya spesifikasi produknya dengan ketiga brand yang lain dan harganya lebih miring atau dapat ditawar,” ungkap mantan importir education toys ini.
Produk perlengkapan bayi yang dimaksud mencakup tempat tidur, kasur, bantal, guling, selimut, bed cover, sprei, keranjang, gendongan, dan lain-lain plus baju, popok, gurita, dan sebagainya. “Dikenal dengan istilah baby bedding dan semuanya berbahan kain,” jelas sarjana komputerisasi akuntansi dari STMIK Bina Nusantara (sekarang, Universitas Bina Nusantara, red) Jakarta ini. Produk-produk ini diperuntukkan bayi baru lahir hingga berumur dua tahun. “Tapi, untuk tasnya masih dapat digunakan hingga si anak berumur sekitar lima tahun,” imbuhnya.
Sumber:
http://www.majalahpengusaha.com/content/view/1254/35/
bisnis yang sangat menjanjikan...
ReplyDelete