Inilah yang dilakukan Suryanto, salah seorang perajin bambu di Wukirsari, Imogiri, Bantul.Produk kerajinan bambu berupa peralatan rumah tangga seperti tambir dan kalo dari Bantul telah menembus sejumlah supermarket besar di Jakarta. Sebagian lainnya dipesan pada tingkat regional, seperti Solo, Purwodadi, Grobogan, dan Kroya.
Kendala dari produksi bisnis kerajinan bambu ini sangat tergantung pada pesanan sehingga pengembangannya pun menjadi sulit. Hal inilah yang perlu difikirkan bagaimana mengembangkan pemasaran kerajinan bambu hingga ke supermarket.
Selain tambir dan kalo sebagai produk andalan, pengrajin biasanya juga memproduksi jenis lainnya, seperti irik, kursi, tempat tisu, cething (tempat nasi), kotak serbaguna, nampan, besek, krakat dimsum, piring bulat, tudung saji, dan besek.
Untuk satu batang bambu dengan panjang sekitar 4 m yang dibeli dengan harga Rp 7.500 dapat diproduksi lebih kurang 30 tambir. Pembuatan 30 tambir tersebut dapat diselesaikan selama 2 hari oleh dua orang pekerja. Jika harga jual satu buah tambir Rp 2.700 dan biaya produksi diperkirakan Rp 1.000 per tambir, pendapatan perajin per tambir sebesar Rp 1.700.
Dengan demikian, dalam waktu satu bulan perajin bambu bisa memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut sebesar Rp 765.000. Bila home industry ini mempekerjakan lebih dari 2 orang tenaga kerja, dapat diperkirakan bahwa usaha ini mampu menghidupi seluruh anggota keluarga.
Sumber:
- http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/04/23/17281499/Kerajinan.Bambu.Tembus.Supermarket
- Sumber Gambar : http://buletininformasi-garut.blogspot.com/2009/03/kerajinan-bambu.html
Bisnis bambu memang menjanjikan, Kami juga membuka bisnis bambu wuluh dan akar wangi sebagai souvenir pernikahan, tempat undangan pernikahan/ultah http://saung-trubus.blogspot.com
ReplyDeletesalam sukses